Ini adalah ceritaku. Dulu aku adalah alumni sebuah SMA
Negeri di Jakarta Barat. Aku sangat terobsesi untuk masuk STAN (Sekolah Tinggi
Akuntansi Negara). Mengapa? Saat itu aku berfikir bahwa keunggulan dari sekolah
tinggi itu adalah adanya ikatan dinas. Jadi aku sudah bisa mendapatkan link
kerja kalau aku kuliah disitu. Setiap hari aku selalu mempelajari soal-soal
yang biasa diujikan. Berbagai les pun aku ikuti. Ternyata aku salah. Om ku
pernah berkata bahwa kita tidak boleh terlalu berharap karena takut
mengecewakan apabila yang terjadi tidak sesuai dengan harapan. Namun, aku
membantahnya karna aku benar-abenar
menginginkannya. Ujian pun telah aku jalani dan pada saat pengumuman hasil
test, tidak ada namaku terdaftar. Kecewa,yang saat itu aku rasakan. Karena usaha
yang telah aku lakukan tidak sebanding dengan hasil yang aku peroleh. Saat itu
aku tidak memikirkan untuk kuliah di universitas lain selain sekolah tinggi
itu. Namun aku mendapatkan banyak wejangan dari kedua orangtuaku dan tanteku. Karena
pada zaman sekarang untuk lulusan SMA
sangat sulit mendapatkan lapangan kerja. Akhirnya aku pun tersadar bahwa aku
tidak boleh pesimis. Aku harus tetap berusaha untuk mewujudkan keinginanku
membahagiakan kedua orangtuaku dan menjadi pedoman untuk adikku. Dan aku ingat
bahwa sewaktu aku SMA aku mendapatkan sebuah undangan beasiswa dari Universitas
Gunadarma. Setelah undangan itu kudapat, aku segera pergi untuk mendaftar
karena pada saat itu peluang Universitas Negeri sudah ditutup. Aku pun
mendaftar dengan undangan itu,namun sayang saat aku tiba dikampus tepatnya
ditempat pendaftaran, ternyata peluang beasiswa telah ditutup 1 jam yang lalu. Kecewa
lagi lah yang aku rasakan. Lalu ibuku berkata,”yaudalah nak tidak pakai jalur
beasiwapun tidak apa-apa, kamu harus tetap semangat” aku pun tenang mendengar
ucapan ibuku. Dan sampai sekarang aku sah menjadi mahasiswi Universitas
Gunadarma jurusan Akuntansi. Aku sangat senang kuliah di universitas tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar