Minggu, 28 November 2010

BISNIS INTERNASIONAL ( SESI 14 )


BISNIS INTERNASIONAL
       Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun (lihat Jalur Sutra, Amber Road), dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun turut mendorong Industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional.
          Pemasaran internasional adalah pemasaran yang kegiatan operasinya melewati batas-batas lebih dari 1 negara.
Teori Perdagangan Internasional
          Menurut Amir M.S., bila dibandingkan dengan pelaksanaan perdagangan di dalam negeri, perdagangan internasional sangatlah rumit dan kompleks. Kerumitan tersebut antara lain disebabkan karena adanya batas-batas politik dan kenegaraan yang dapat menghambat perdagangan, misalnya dengan adanya bea, tarif, atau quota barang impor. Selain itu, kesulitan lainnya timbul karena adanya perbedaan budaya, bahasa, mata uang, taksiran dan timbangan, dan hukum dalam perdagangan.
Model Ricardian
       Model Ricardian memfokuskan pada kelebihan komparatif dan mungkin merupakan konsep paling penting dalam teori pedagangan internasional. Dalam Sebuah model Ricardian, negara mengkhususkan dalam memproduksi apa yang mereka paling baik produksi. Tidak seperti model lainnya, rangka kerja model ini memprediksi dimana negara-negara akan menjadi spesialis secara penuh dibandingkan memproduksi bermacam barang komoditas. Juga, model Ricardian tidak secara langsung memasukan faktor pendukung, seperti jumlah relatif dari buruh dan modal dalam negara.
Model Heckscher-Ohlin
          Model Heckscgher-Ohlin dibuat sebagai alternatif dari model Ricardian dan dasar kelebihan komparatif. Mengesampingkan kompleksitasnya yang jauh lebih rumit model ini tidak membuktikan prediksi yang lebih akurat. Bagaimanapun, dari sebuah titik pandangan teoritis model tersebut tidak memberikan solusi yang elegan dengan memakai mekanisme harga neoklasikal kedalam teori perdagangan internasional. Teori ini berpendapat bahwa pola dari perdagangan internasional ditentukan oleh perbedaan dalam faktor pendukung. Model ini memperkirakan kalau negara-negara akan mengekspor barang yang membuat penggunaan intensif dari faktor pemenuh kebutuhan dan akan mengimpor barang yang akan menggunakan faktor lokal yang langka secara intensif. Masalah empiris dengan model H-o, dikenal sebagai Pradoks Leotief, yang dibuka dalam uji empiris oleh Wassily Leontief yang menemukan bahwa Amerika Serikat lebih cenderung untuk mengekspor barang buruh intensif dibanding memiliki kecukupan modal.
Faktor Spesifik
          Dalam model ini, mobilitas buruh antara industri satu dan yang lain sangatlah mungkin ketika modal tidak bergerak antar industri pada satu masa pendek. Faktor spesifik merujuk ke pemberian yaitu dalam faktor spesifik jangka pendek dari produksi, seperti modal fisik, tidak secara mudah dipindahkan antar industri. Teori mensugestikan jika ada peningkatan dalam harga sebuah barang, pemilik dari faktor produksi spesifik ke barang tersebut akan untuk pada term sebenarnya. Sebagai tambahan, pemilik dari faktor produksi spesifik berlawanan (seperti buruh dan modal) cenderung memiliki agenda bertolak belakang ketika melobi untuk pengednalian atas imigrasi buruh. Hubungan sebaliknya, kedua pemilik keuntungan bagi pemodal dan buruh dalam kenyataan membentuk sebuah peningkatan dalam pemenuhan modal. Model ini ideal untuk industri tertentu. Model ini cocok untuk memahami distribusi pendapatan tetapi tidak untuk menentukan pola pedagangan.
Model Gravitasi
          Model gravitasi perdagangan menyajikan sebuah analisa yang lebih empiris dari pola perdagangan dibanding model yang lebih teoritis diatas. Model gravitasi, pada bentuk dasarnya, menerka perdagangan berdasarkan jarak antar negara dan interaksi antar negara dalam ukuran ekonominya. Model ini meniru hukum gravitasi Newton yang juga memperhitungkan jarak dan ukuran fisik diantara dua benda. Model ini telah terbukti menjadi kuat secara empiris oleh analisa ekonometri. Faktor lain seperti tingkat pendapatan, hubungan diplomatik, dan kebijakan perdagangan juga dimasukkan dalam versi lebih besar dari model ini.

Manfaat perdagangan internasional
Menurut Sadono Sukirno, manfaat perdagangan internasional adalah sebagai berikut.
  • Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri
    Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara. Faktor-faktor tersebut diantaranya : Kondisi
    geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.
  • Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
    Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu
    negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri.
  • Memperluas pasar dan menambah keuntungan
    Terkadang, para
    pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri.
  • Transfer teknologi modern
    Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara
    manajemen yang lebih modern.
Faktor pendorong
          Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional, di antaranya sebagai berikut :

KONSEP KEUNGGULAN ABSOLUT
Teori Keunggulan Absolut ( Adam Smith ) Bahwa setiap negara akan memperoleh manfaat perdagangan internasional karena melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang jika negara tersebut memiliki keunggulan mutlak, serta mengimpor barang jika negara tersebut memiliki ketidakunggulan mutlak.
Teori absolute advantage ini didasarkan kepada beberapa asumsi pokok antara lain: �� Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja saja. �� Kualitas barang yang diproduksi kedua negara sama. �� Pertukaran dilakukan secara barter atau tanpa uang. �� Biaya transpor ditiadakan.

KONSEP KEUNGGULAN KOMPARATIF
          Konsep perdagangan dunia secara umum dibangun berdasarkan pemikiran keunggulan komparatif dan daya saing yang berbeda antara negara. Jika negara-negara berproduksi dan berdagang dengan mengacu pada keunggulan komparatif dan persaingan, maka diyakini akan meningkatkan efisiensi penggunaan sumberdaya yang langka sehingga tercapai tingkat kesejahteraan dunia yang lebih baik.
          Keunggulan komparatif merupakan konsep yang telah berusia 250 tahun namun tidak tergoyahkan hingga saat ini. Makalah ini bertujuan memperlihatkan sisi gelap konsep keunggulan komparatif dan daya saing dan memperkenalkan konsep keunggulan kooperatif. Makalah ini memperlihatkan bahwa konsep keunggulan kooperatif dalam hubungan internasional akan memberikan dampak yang jauh lebih menjanjikan dibandingkan dengan konsep keunggulan komparatif dan daya saing. Secara matematika diperlihatkan bahwa sikap kooperatif dalam hubungan negara-negara akan memberikan lebih banyak manfaat terutama dalam menciptakan efisiensi dunia, distribusi pendapatan, kesejahteraan yang lebih tinggi dan kedamaian dunia. Sedangkan janji yang diberikan oleh konsep keunggulan komparatif dalam pasar bersaing hanyalah sebuah ilusi.

TAHAP-TAHP MENJADI PEMASAR INTERNASIONAL
·         No foreign marketing
·         Infrequent foreign marketing
·         Regular foreign marketing
·         Global marketing operations

LANGKAH-LANGKAH MAMASUKI PASAR INTERNASIONAL
*      Analisis lingkungan internasional
*      Penetapan tujuan dan kebijakan
*      Sasaran pasar internasional
*      Strategi pemasaran internasional
*      Program pemasaran
*      Organisasi pemasaran
*      Evaluasi dan pengendalian



SISTEM HUKUM NEGARA
          Secara filosofis, umber dari hokum Negara-negara didunia dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
o   System hokum comman law : hokum masyarakt berasal dari hokum Inggris dan dipergunakan di Inggris serta Negara persemakmurannya. Basisnya adalah tradisi, fakta, peristiwa-peristiwa.
o   System civil code law : bersumber dari system aturan tertulis hokum-hukum rumawi.
          Hukum yang sah dibedakan menjadi :
§  Hukum dagang
§  Hukum perdata/sipil
§  Hukum pidana/kriminal


PERUSAHAAN MULTINASIONAL
                Perusahaan multinasional atau PMN adalah perusahaan yang berusaha di banyak negara; perusahaan ini biasanya sangat besar. Perusahaan seperti ini memiliki kantor-kantor, pabrik atau kantor cabang di banyak negara. Mereka biasanya memiliki sebuah kantor pusat di mana mereka mengkoordinasi manajemen global.

                                                                   sumber : www.google.com

TANGGUNG JAWAB SOSIAL SUATU BISNIS ( SESI 13 )


TANGGUNG JAWAB SOSIAL SUATU BISNIS

A. Benturan dengan Kepentingan Masyarakat
          Terjadi pada berbagai tingkat perusahaan (besar , menengah , maupun kecil). Benturan ini terjadi kerap kali karena perusahaan menimbulkan polusi ( udara , air ,limbah , suara bahkan mental kejiwaan )
          Klasifikasi Aspek Pendorong Tanggung Jawab Sosial. Hal – hal pendorong dilaksanakannya etika bisnis :
1. Dorongan dari pihak luar ( lingkungan masyarakat )
2. Dorongan dari dalam bisnis itu sendiri ( sisi humanisme pebisnis yang melibatkan rasa , karsa , dan karya yang ikut mendorong diciptakannya etika bisnis yang baik dan jujur.)

B.Dorongan Tanggung Jawab Sosial
          Klasifikasi masalah sosial yang mendorong pelaksanaan tanggung jawab sosial pada sebuah bisnis sebagai berikut :
1. Penerapan Manajemen Orientasi Kemanusiaan
          Kegiatan intern yang muncul bersifat sangat kaku , keras , zakeliyk ( saklek )          , birokratik , dan otoriter. Hubungan yang kurang manusiawipun kerap terjadi            antara perusahaan dengan pihak luar ( pelanggan , masyarakat umum )
          Manfaat Penerapan Manajemen Orientasi Kemanusiaan
                   a. Peningkatan moral kerja karyawan yang berakibat membaiknya                                semangat dan produktivitas kerja.
                   b.Adanya partisipasi bawahan dan timbulnya rasa ikut memiliki                                   sehingga tercipta kondisi manajemen partisipatif.
                   c. Penurunan absen karyawan yang disebabkan kenyamanan kerja                                 sebagai hasil hubungan kerja yang menyenangkan dan baik.
                   d. Peningkatan mutu produksi yang diakibatkan oleh terbentuknya rasa                                  kepercayaan diri karyawan.
                   e. Kepercayaan konsumen yang meningkat dan merupakan modal dasar                           bagi perkembangan selanjutnya dari perushaan.
2. Ekologi dan Gerakan Pelestarian Lingkungan
          Ekoligi yang menitikberatkan pada keseimbangan antara manusia dan alam      lingkungannya banyak dipengaruhi oleh proses produksi. Contohnya maraknya    penebangan hutan sebagai bahan dasar industri perkayuan , perburuan kuit     ular yang diperuntukkan industri kerajinan kulit dan penangkapan ikan   menggunakan bahan peledak.
3. Penghematan Energi
          Pengurasan secara besar – besaran energi yang berasal dari sumber daya      alam yang tidak dapat diperbaharui seperti batu bara , minyak dan gas telah      banyak terjadi. Yang dapat disebut dengan sumber energi alternatif         diantaranya adalah pemanfaatan tenaga surya , nuklir , angin , air serta laut.
4. Partisipasi Pembangunan Bangsa
          Kesadaran masyarakat pebisnis terhadap suksesnya pembangunan sangat       diperlukan karena akan membantu pemerintah menangani masalah      pengangguran dengan cara ikut melibatkan penggunaan tenaga kerja yang ada       sebagai bentuk tanggung jawab sosial pada lingkungan sekitar perusahaan   beroperasi.
5. Gerakan Konsumerisme
          Awal perkembangannya tahun 1960-an dinegara barat yang berhasil     memberlakukan undang – undang perlindungan konsumen yang meliputi         beragam aspek mulai dari perlindungan atas praktik penjualan paksa sampai pemberian ijin lisensi bagi para petugas reparasi alat rumah tangga.
Tujuan Dari Gerakan Konsumerisme
          a. Memperoleh perhatian dan tindakan nyata dari kalangan bisnis terhadap                   keluhan konsumen atas praktek bisnisnya.
          b. Pelaksanaan strategi advertensi / periklanan yang realistik dan mendidik                 serta tidak menyesatkan masyarakat.
          c. Diselenggarakan panel – panel disuksi antara wakil konsumen dan produsen.
          d. Pelayanan puma jual yang lebih baik.
          e. Berjalannya proses publik relation ( PR ) yang lebih menitik beratkan pada               kepuasan konsumen daripada promosi semata.

C. Etika Bisnis
          Merupakan penerapan secara langsung tanggung jawab sosial dalam suatu bisnis yang timbul dari dalam perusahaan itu sendiri. Etika pergaulan dalam melaksanakan bisnis disebut etika pergaulan bisnis.
- Hubungan Antara Bisnis dengan Langganan / Konsumen
Merupakan pergaulan antara konsumen dengan produsen dan paling banyak ditemui.
- Hubungan Dengan Karyawan
Meliputi penerimaan , latihan , promosi , transfer , demosi maupun pemberehentian.
- Hubungan Antar Bisnis
Merupakan hubungan yang terjadi diantara perusahaan , baik perusahaan kolega , pesaing , penyalur , grosir , maupun distributor.
- Hubungan Dengan Inversor
Pemberian informasi yang benar antar investor.
- Hubungan Dengan Lembaga – Lembaga Keuangan
Merupakan hubungan yang bersifat financial , berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan.

D. Bentuk – Bentuk Tanggung Jawab Sosial Suatu Bisnis
          Beberapa bnetuk pelaksanaan tanggung jawab sosial yang dapat kita temui di Indonesia adalah :
1. Pelaksanaan Hubungan Industrialis Pancasila ( HIP ).
Kesempakatan kerja bersama(KKB) merupakan bentuk pelaksanaan yang telah banyak dijalankan pengusaha dengan karyawannya dan dituangkan dalam buku.dimana diatur kewajiban dan hak masing-masing pihak.beberapa contoh hak karyawan adalah cuti,tunjangan hari raya,dan pakaian kerja.
2. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ( AMDAL )
3. Penerapan Prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 ).
Penekanan pada faktor keselamatan kerja dengan mempergunakan alat-alat yang berfungsi menjaga keselamatan,seperti topi pengaman,masker pelindung maupun pakaian khusus lainnya.
4. Perkebunan Inti rakyat ( PIR )
5. Sistem Bapa Angkat – Anak Angkat
.
System ini melibatkan pengusaha besar yang mengangkat pengusaha kecil/menengah sebagai mitra kera yang harus mereka bina.terkadang hal ini menyebabkan masalah kepada pengusaha besar,oleh karena itu dibutuhkan kesadaran tinggi dalam pelaksanaannya

Tanggung jawab social ( social responsibility )
          Etika mempengaruhi prilaku di lingkungan, kerja maupun suatu usaha bisnis untuk menyeimbangkan komitmenya terhadap kelompok dan individu dalam lingkunganya contohnya : bertanggung jawab terhadap investor, untuk memaximalkan profit, karyawan, konsumen dan bisnis lain.
                                                                   Sumber : www.google.com

AKUNTANSI DAN LAPORAN (SESI 11)


AKUNTANSI DAN LAPORAN
          Akuntansi adalah proses mengidentifikasi/mengenali, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.
          Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, peringkasan yang tepat dan dinyatakan dalam satuan mata uang, transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya bersifat financial dan penafsiran hasil-hasilnya. Dapat disumpilkan bahwa :
·         Akuntansi adalah proses pengidentifikasian/pengenalan, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan informasi ekonomi.
·         Informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi diharapkan berguna untuk penilain dan pengambilan keputusan bagi pihak yang memerlukan.


FUNGSI AKUNTANSI
n  Menciptakan sistem akuntansi
n  Membuat prosedur untuk mencatat, menggolongkan dan memeasukan secara singkat transaksi-transaksi perusahaan
n  Memberikan laporan/keterangan pada manajemen untuk penyusunan anggaran dan pengendalian aktiva dan pengambilan keputusan
n  Menyiapkan metode dan standar untuk mengukur ongkos yang telah dikeluarkan
n  Melaporkan data akuntansi
n  Menafsirkan data akuntansi



PIHAK-PIHAK YANG BERKEPENTINGAN
§  Pihak intern adalah manajer atau pemimpin, yaitu orang yang bertanggung jawab terhadap kegiatan perusahaan.
§  Pihak ekstern terdiri dari banyak kelompok yang berbeda-beda kepentingannya atas laporan keuangan perusahaan.
a.    Pemilik perusahaan/investor = memerlukan informasi akuntansi untuk mengetahui posisis keuangan, perkembangan perusahaan, prospek usaha, dan untuk menilai keberhasilan manajemen dalam mengelola perusahaan.
b.    Calon investor = memerlukan data akuntansi untuk mngetahui tingkat rentabilitas dan prospek usaha perusahaan.
c.    Kreditor/calon kreditor = memerlukan informasi keuangan untuk dapat mengetahui posisi dan prospek keuangan perusahaan, keadan likuiditas, dan solvabilitas perusahaan sehingga resiko kredit macet dapat dikurangi.
d.    Pemerintah = memerlukan informasi akuntansi untuk perhitungan pajak.
e.    Karyawan = memerlukan informasi akuntansi untuk mengetahui prospek perusahaan untuk masa yang akan dating, yang berkaitan langsung dengan kesejahteraannya.

PRINIP AKUNTANSI
          Memenuhi keperluan, yaitu informasi yang dihasilkan akuntansi mempunyai tujuan yang jelas. Tidak asal dibuat. Hal ini menyebabkan sistem akuntansi suatu perusahaan tidak sama dengan sistem akuntansi perusahaan lainnya, karena setiap perusahaan mempunyai kebutuhan berbeda sesuai dengan pengaruh lingkungannya.
·         Memberikan informasi keuangan secara  kwantitatif mengenai perusahaan tertentu agar pemakai/manajemen dapat mengambil keputusan ekonomi
·         Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya  sehingga membantu pemakai/manajemen dalam menaksir kemampuan perusahaan memperoleh laba.
·         Menyajikan informasi mengenai perubahan-perubahan harta dan kewajiban serta informasi lainnya yang diperlukan.
 LAPORAN KEUANGAN
      Setiap jenis laporan yang meringkas status keuangan suatu perusahaan untuk membantu dalam pembuatan keuputusan
      Laporan keuangan dibagi 3 kategori:
  1. Neraca
  2. Laporan laba –rugi dan
  3. Laporan arus kas
  4. Laporan perubahan modal/ekuitas
            Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan informasi yang sifatnya kuantitatif.

            Langkah-langkah membuat laporan keuangan :
1.     Laporan L/R
2.    Neraca
3.    Perubahan modal

BENTUK NERACA
            Neraca dapat disusun dalam dua bentuk: yaitu bentuk skontro dan bentuk staffel. Bentuk skontro, artinya menyusun harta pada sisi kiri dan utang pada sisi kanan atau sebelahmenyebelah. Sedangkan bentuk staffel sering disebut dengan bentuk laporan, yaitu menempatkan harta pada bagian atas neraca dan utang dengan modal di bagian bawahnya.

LAPORAN LABA RUGI
      Laporan keuanganyang merincikan pendapatan dan pengeluaran tahunan suatu perusahaan sehingga dapat memperlihatkan laba atau rugi tahunan sebuah perusahaan.


BENTUK LAPORAN LABA RUGI
          Laporan Laba-Rugi dapat dibuat dalam dua bentuk, yaitu:
1. Bentuk Single Step atau Langsung
          Semua pendapatan dikelompokkan tersendiri di bagian atas dan dijumlahkan, kemudian semua beban dikelompokkan tersendiri di bagian bawah dan        dijumlahkan. Jumlah pendapatan dikurangi jumlah beban, selisihnya   merupakan laba bersih atau rugi bersih.
2. Bentuk Multiple Step atau Tidak Langsung
          Pendapatan dibedakan menjadi pendapatan usaha dan pendapatan di luar         usaha, demikian juga beban dibedakan menjadi beban usaha usaha dan beban       di luar usaha. Pendapatan dan beban usaha disajikan pertama, pendapatan dan       beban di luar usaha disajikan kemudian.
           
                                                                                    Sumber : www.google.com

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA (SESI 10)


SUMBER DAYA MANUSIA
       Sumber daya manusia atau biasa disingkat menjadi SDM potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi. Oleh karena itu, dalam bidang kajian psikologi, para praktisi SDM harus mengambil penjurusan industri dan organisasi.
Sebagai ilmu, SDM dipelajari dalam manajemen sumber daya manusia atau (MSDM). Dalam bidang ilmu ini, terjadi sintesa antara ilmu manajemen dan psikologi. Mengingat struktur SDM dalam industri-organisasi dipelajari oleh ilmu manajemen, sementara manusia-nya sebagai subyek pelaku adalah bidang kajian ilmu psikologi.
Dewasa ini, perkembangan terbaru memandang SDM bukan sebagai sumber daya belaka, melainkan lebih berupa modal atau aset bagi institusi atau organisasi. Karena itu kemudian muncullah istilah baru di luar H.R. (Human Resources), yaitu H.C. atau Human Capital. Di sini SDM dilihat bukan sekedar sebagai aset utama, tetapi aset yang bernilai dan dapat dilipatgandakan, dikembangkan (bandingkan dengan portfolio investasi) dan juga bukan sebaliknya sebagai liability (beban,cost). Di sini perspektif SDM sebagai investasi bagi institusi atau organisasi lebih mengemuka. [1]
Tujuan-tujuan MSDM terdiri dari empat tujuan, yaitu :[rujukan?]
1. Tujuan Organisasional
Ditujukan untuk dapat mengenali keberadaan manajemen sumber daya manusia (MSDM) dalam memberikan kontribusi pada pencapaian efektivitas organisasi. Walaupun secara formal suatu departemen sumber daya manusia diciptakan untuk dapat membantu para manajer, namun demikian para manajer tetap bertanggung jawab terhadap kinerja karyawan. Departemen sumber daya manusia membantu para manajer dalam menangani hal-hal yang berhubungan dengan sumber daya manusia.
2. Tujuan Fungsional
Ditujukan untuk mempertahankan kontribusi departemen pada tingkat yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Sumber daya manusia menjadi tidak berharga jika manajemen sumber daya manusia memiliki kriteria yang lebih rendah dari tingkat kebutuhan organisasi.
3. Tujuan Sosial
Ditujukan untuk secara etis dan sosial merespon terhadap kebutuhan-kebutuhan dan tantangan-tantangan masyarakat melalui tindakan meminimasi dampak negatif terhadap organisasi. Kegagalan organisasi dalam menggunakan sumber dayanya bagi keuntungan masyarakat dapat menyebabkan hambatan-hambatan.
4. Tujuan Personal
Ditujukan untuk membantu karyawan dalam pencapaian tujuannya, minimal tujuan-tujuan yang dapat mempertinggi kontribusi individual terhadap organisasi. Tujuan personal karyawan harus dipertimbangkan jika parakaryawan harus dipertahankan, dipensiunkan, atau dimotivasi. Jika tujuan personal tidak dipertimbangkan, kinerja dan kepuasan karyawan dapat menurun dan karyawan dapat meninggalkan organisasi. [5]

Perubahan Mendasar
Secara garis besar, masalah pokok yang berkaitan dengan pengembangan
sumber daya manusia . yang dihadapi oleh negara kita menjelang tinggal landas
(PJPT II) . adalah mengembangkan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia
dalam menghadapi dinamika perkembangan dunia yang cepat. Ini berarti tingkat
pendidikan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia harus terus dikejar, serta menciptakan kesempatan kerja yang mencakup
pemanfaatan sumber daya manusia secara maksimal . sumber daya manusia
yang memiliki tingkat produktivitas tinggi.
Dalam PJPT II diperkirakan akan terjadi perubahan yang besar dan
mendasar, karena perubahan kondisi sosio-ekonomik dunia. Perubahan yang
mendasar ini mancakup jumlah modal manusia (human capital) dan
ketenagakerjaan yang disebabkan oleh perubahan sosial-ekonomi dunia yang
cepat.
Perubahan yang cepat di bidang ekonomi akan mengakibatkan pergeseran
dari pekerjaan sektor pertanian ke sektor jasa dan industri, yang pada gilirannya
akan mempengaruhi struktur ketenagakerjaan. Pada awal Pelita VI nanti
diperkirakan pencari kerja Indonesia sekitar 12 juta orang.
Apabila pertumbuhan ekonomi mencapai 5 persen, maka cukup banyak
tenaga kerja yang terserap. Apalagi bila pertumbuhannya lebih besar. Apabila
pertumbuhan ekonomi dibawah 5 persen, tentu keadaannya akan lain.
Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, strategi praktis
pengembangan sumber daya manusia adalah tidak semata-mata bertumpu pada
permasalahan yang diperikirakan akan terjadi di masa yang akan datang, namun
juga harus melihat permasalahan yang belum dapat diatasi sampai saat ini.
Sebab, permasalahan yang akan datang mungkin juga merupakan akibat atau
akumulasi masalah yang lalu. Pertanyaan besar yang akan timbul sekarang
adalah sumber daya manusia yang mana dan bagaimana yang diperlukan, guna
menjawab tantangan permasalahan diatas?
Pemecahan
Untuk menghadapi tantangan perubahan yang besar tersebut tidak ada
cara lain bagi bangsa Indonesia untuk bersaing dengan negara-negara lain dalam
penguasaan informasi, teknologi, dan pasar internasional. Cara yang sederhana
akan tetapi sukar dan butuh waktu untuk dilakukan adalah mengubah secara
mendasar sumber daya manusia Indonesia dengan mengubah potensi yang
rendah menjadi sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.
Menjelang era tinggal landas, negara diambang industrialisasi, ada kriteria
tertentu yang berkaitan dengan tingkat pendidikan. Mengutip pendapat Noeng
Muhadjir (Tempo, 25: 1992), masyarakatnya harus 100 persen tamat SD, 65
persen tamat SLTA, dan 35 persen berijazah perguruan tinggi, dan dari 35 persen
itu sebagian besar di bidang keahlian sains dan teknologi.
Untuk mencapai tingkat seperti itu tentu saja kerja keras yang diperlukan.
Sebab, sumber daya yang berkualitas tersebut harus mencakup sumber daya
manusia yang mampu menyerap informasi dan teknologi maju, serta memiliki etos
kerja dan mental bersaing yang sehat. Langkah kemudian adalah menciptakan
kesempatan kerja yang sesuai dengan kualitas tersebut.
Pendekatan pemecahan masalah pengembangan sumber daya manusia
(Hasibuan, 1991) barangkali bisa menjadi salah satu model yang bisa diadopsi.
Ada dua alasan mengapa pendekatan pemecahan masalah dalam
pengembangan sumber daya manusia diperlukan. Pertama karena kurangnya
konsepsi tentang pengembangan sumber daya manusia; dan kedua adalah
meningkatnya kebutuhan penyelesaian masalah baik kini maupun masa datang.

Setelah perusahaan menetapkan karakteristik atau cirri-ciri karyawan yang dibutuhkan dan jumlah masing-masing, maka perusahaan tersebut selanjutnya akan berusaha untuk mendapatkan personalia tersebut, yaitu personalia yang paling tepat baik dalam arti kualitas maupun dalam arti kuantitas.
Adapun sumber-sumber tenaga kerja itu meliputi:
a.   Sumber intern
Artinya bahwa tenaga kerja yang akan dipekerjakan tersebut diambil dari sumber intern yaitu menempatkan karyawan diantara karyawan yang sudah ada. Pemanfaatan sumber intern ini dilakukan dengan jalan menempatkan diantara karyawan yang sudah ada pada jabatan yang kebetulan lowong atau suatu tugas baru diadakan.
b.   Menggunakan jasa karyawan/pegawai lama
Suatu perusahaan kadang-kadang memerlukan karyawan dari luar lingkungan perusahaan, maka suatu cara yang praksis dan ekonomis adalah dengan menggunakan jasa dari karyawan lama. Mereka dapat diminta oleh perusahaan tempat mereka bekerja untuk menarik teman, tetangga, saudara dari mereka untuk bekerja pada perusahaan tersebut.
c.   Melalui lembaga-lembaga pendidikan
Kadang-kadang suatu perusahan membutuhkan karyawan baru yang membutuhkan syarat-syarat pendidikan tertentu, misalnya sarjana muda atau sarjana dari fakultas tertentu. Untuk mendapatkannya, ada perusahaan yang langsung menghubungi lembaga-lembaga pendidikan tersebut. Ada juga perusahaan yagn bertindak lanjut dengan memberikan ikatan dinas atau beasiswa pada mahasiswa seperti Caltex, Pertamina, Bank Indonesia dan sebagainya.
d.   Mengambil dari perusahaan lain
Ini biasanya dilakukan oleh perusahaan yang baru bersisir, mereka lebih mengutamakan karyawan yang sudah punya pengalaman dan biasanya diambil dari perusahaan lain.
e.   Mencari langsung ke tempat sumber tenaga kerja
Ada juga perusahaan yang dlaam mencari tenaga kerjanya mereka mempunyai petugas-petugas khusus untuk datang ke tempat sumber tenaga dengan maksud untuk mempengaruhi penduduk setempat agar suka bekerja pada suatu perusahaan tertentu.
f.     Melaui advertansi
Pada masa sekarang ini, banyak perusahaan yang cenderung untuk menggunakan media advertensi dalam usaha menarik karyawan , sebab dengan advertensi ini akan sampai ke tempat yang luas sehingga memungkinkan untuk mendapatkan karyawan yang paling baik.
g.   Memanfaatkan kantor penempatan tenaga
Sebenarnya kantor penempatan tenaga kerja didirikan oleh pemerintah Indonesia dengan maksud sebagaio tempat penyaluran tenaga-tenaga kerja yang masih menganggur. Kantor penempatn tenaga kerja menerima pendaftaran dari mereka yang membutuhkan pekerjaan. Kantor penempatan tenaga kerja akan mencatat nama, alamat, umur, pendidikan, pengalaman dan sebagainya dari pelamar tersebut. Maka kantor akan menghubungi kembali si pelamar jika ada perusahaan yang minta karyawan sesuai dengan data si pelamar tesebut.

Hubungan Perburuhan adalah hubungan antara unsur – unsur dalam produksi yaitu buruh, pengusaha dan pemerintah, yang didasarkan pada nilai – nilai yang terkandung dalam Pancasila, inti dari pola hubungan perburuhan Pancasila adalah bahwa setiap perselisihan perburuhan yang terjadi harus diupayakan diselesaikan melalui musyawarah untuk mufakat.

Untuk mencapai tujuan tersebut, ada tiga asas yang digunakan yaitu :
1.Asas Partner in Production
Dimana buruh dan pengusaha mempunyai kepentingan yang sama untuk meningkatkan kesejahteraan buruh mampu meningkatkan hasil usaha/ produksi. Hal ini tercermin dalam system ci-determination.
2.Asas Partner in Profit
Hasil yang dicapai perusahaan itu seharusnya bukan untuk dinikmati oleh pengusaha saja, tetapi harus dinikmati oleh buruh yang turut serta dalam mencapai hasil produksi tersebut.
3.Asas Partner in Responsibility
Dimana buruh dan pengusaha memiliki tanggung jawab untuk bersama – sama meningkatakan hasil produksi. Rasa tanggung jawab kedua belah pihak ini akan mendorong hasil produksi yang meningkat lagi.

                                                          Sumber : www.google.com